Selasa, 24 Februari 2015

Umar Masuk Islam



Umar Masuk Islam

                Dikalangan orang-orang Arab, Umar menjadi sosok yang suka berterus terang dalam kebenaran. Dia orang yang kuat dan kekuatannya menjadi berlipat ganda ketika ada gulat. Apabla dia berbicara, semua orang takut kepadanya, dan apaila berteriak semua orang bisa gemetar. Pada awal mulanya dia menentang Islam dengan keras. Dia suka menyiksa orang-orang lemah yang masuk Islam, termasuk juga orang kuat yang beriman kepada Muhammad.
                Pada suatu hari ketika dia sedang menyiksa salah seorang budak, budak itu berkata kepadanya,
                “Mengapa kamu tidak kembali saja kepada keluargamu dan mengetahui masalah mereka?”
                Dengan kemarahan yang meluap Umar bertanya,
                “Siapa mereka? Dan apa masalah mereka?”
                Budak itu menjawab,
                “Saudaramu Fatimah binti Khathab dan suaminya Sa’id bin Zaid bin Amru masuk Islam dan mengikuti agama Muhammad.
                Badan Umar gemetar. Dengan langkah yang panjang dia segera pergi ke rumah saudaranya. Dia melihat adiknya, Fatimah, dan suami adiknya sedang membaca Al Qur’an dari shahifah yang ada di tangannya.
                Umar membentak,
                “Apa yang sedang aku dengar ini? Aku mendapat kabar bahwa kalian berdua telah mengikuti agama Muhammad?”
                Tanpa menunggu jawaban dia langsung memukul suami adiknya sehingga mengucurkan darah. Dan ketika adiknya maju ke depan untuk melindungi suaminya, dia menempelengnya juga hingga mengeluarkan darah. Fatimah berkata,
                “Memang kami telah masuk Islam. Kami beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, wahai Umar. Sekarang lakukanlah kepada kami sesukamu.”
                Setelah dia melihat darah mengalir dari Fatimah dan suaminya, dan merasakan kekuatan iman serta keyakinan pada diri keduanya maka akhirnya dia merasa haru. Namun dengan perasaan jengkel dia berkata kepada adiknya.
                “Berikan padaku shahifah yang tadi kalian baca.”
                Adiknya berkata,
                “Kami takut kamu berbuat sesuatu terhadap shahifah ini. Kamu tidak akan dapat mengambilnya.”
                Keinginan Umar untuk melihat dan membaca shahifah itu justru semakin menggebu. Dia berkata,
                “Kamu jangan takut padaku. Aku bersumpah demi Tuhanku, aku tidak akan merobeknya. Dan setelah membacanya aku akan mengembalikannya padamu.”
                Adiknya berkata,
                “Wahai Umar, kamu adalah orang najis karena kemusyrikanmu. Dia tidak boleh disentuh kecuali oleh orang yang suci. Maka pergi dan mandilah. Kalo tidak aku tidak akan memberikannya.
                Didorong oleh keinginannya untuk mengetahui apa yang tertulis di dalam shahifah itu dan digelitik oleh masalah yang menjadikan adik dan suami adiknya memiliki kekuatan seperti itu, maka dia segera pergi untuk mandi. Sesudah itu dia mengambil shahifah dan membaca apa yang tertulis disitu, yaitu firman Allah pada surat Thaha ayat 1-5.
Artinya : “Thaha. Kami tidak menurunkan Al Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi. (Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah yang bersemayam di atas 'Arsy.”
                Tiba-tiba dia merasakan suatu kekuatan yang menyusup ke dalam hatinya. Dia merasa takut terhadap Sang Pencipta bumi dan langit yang tinggi. Semua itu menguasai seluruh jiwanya. Dia bergumam tentang betapa bagus dan mulianya bacaan ini.
                Khabab bin Al Arst yang saat itu menjadi tamu Fatimah dan suaminya setelah melihat sikap Umar yang melembut segera berkata,
                Wahai Ibnul Khathab, demi Allah, aku benar-benar berharap semoga Allah mengkhususkan dirimu dengan dakwah nabi-Nya. Kemarin aku mendengar Muhammad berkata,”Ya Allah kuatkan Islam dengan Abul Hakam bin Hisyam atau dengan Umar bin Khathab. Demi Allah wahai umar.”
                Umar bin Khathab segera bangkit lalu beranjak pergi meninggalkan rumah adiknya menuju rumah Arqam bin Arqam, tempat Rasulullah berdiam saat itu. Umar masuk rumah sambil menghunuskan pedang, menegakkan kepala dan hidungnya mengeluarkan dengusan, lalu kedua pundaknya diguncang Rasulullah seraya bertanya,
                “Apa yang  membuatmu datang wahai ibnu Khathab? Demi Allah, aku tidak melihat sikapmu ini akan berhenti sehingga Allah menurunkan kepadamu suatu bencana.”
                Umar berkata,
                “Wahai Rasulullah, aku datang kepadamu untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta apa yang datang dari sisi Allah.”
                Mendengar ucapan itu,  Rasulullah SAW mengucapkan takbir, sehingga pemilik rumah dan orang-orang yang ada disitu mengetahui apa yang terjadi, bahwa Umar bin Khathab telah masuk Islam.

Sumber : Naufal, Abdurrazaq. 1995. Laqad kaana lakum fii Rasulillahi uswatun hasanah. Beirut. Daarusy-Syuruq.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar