Umar Masuk Islam
Dikalangan orang-orang Arab, Umar menjadi sosok yang
suka berterus terang dalam kebenaran. Dia orang yang kuat dan kekuatannya
menjadi berlipat ganda ketika ada gulat. Apabla dia berbicara, semua orang
takut kepadanya, dan apaila berteriak semua orang bisa gemetar. Pada awal
mulanya dia menentang Islam dengan keras. Dia suka menyiksa orang-orang lemah
yang masuk Islam, termasuk juga orang kuat yang beriman kepada Muhammad.
Pada
suatu hari ketika dia sedang menyiksa salah seorang budak, budak itu berkata
kepadanya,
“Mengapa
kamu tidak kembali saja kepada keluargamu dan mengetahui masalah mereka?”
Dengan
kemarahan yang meluap Umar bertanya,
“Siapa
mereka? Dan apa masalah mereka?”
Budak
itu menjawab,
“Saudaramu
Fatimah binti Khathab dan suaminya Sa’id bin Zaid bin Amru masuk Islam dan
mengikuti agama Muhammad.
Badan
Umar gemetar. Dengan langkah yang panjang dia segera pergi ke rumah saudaranya.
Dia melihat adiknya, Fatimah, dan suami adiknya sedang membaca Al Qur’an dari
shahifah yang ada di tangannya.
Umar
membentak,
“Apa
yang sedang aku dengar ini? Aku mendapat kabar bahwa kalian berdua telah
mengikuti agama Muhammad?”
Tanpa
menunggu jawaban dia langsung memukul suami adiknya sehingga mengucurkan darah.
Dan ketika adiknya maju ke depan untuk melindungi suaminya, dia menempelengnya
juga hingga mengeluarkan darah. Fatimah berkata,
“Memang
kami telah masuk Islam. Kami beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, wahai Umar.
Sekarang lakukanlah kepada kami sesukamu.”
Setelah dia melihat darah mengalir
dari Fatimah dan suaminya, dan merasakan kekuatan iman serta keyakinan pada
diri keduanya maka akhirnya dia merasa haru. Namun dengan perasaan jengkel dia
berkata kepada adiknya.
“Berikan
padaku shahifah yang tadi kalian baca.”
Adiknya
berkata,
“Kami
takut kamu berbuat sesuatu terhadap shahifah ini. Kamu tidak akan dapat
mengambilnya.”
Keinginan
Umar untuk melihat dan membaca shahifah itu justru semakin menggebu. Dia
berkata,
“Kamu
jangan takut padaku. Aku bersumpah demi Tuhanku, aku tidak akan merobeknya. Dan
setelah membacanya aku akan mengembalikannya padamu.”
Adiknya
berkata,
“Wahai
Umar, kamu adalah orang najis karena kemusyrikanmu. Dia tidak boleh disentuh
kecuali oleh orang yang suci. Maka pergi dan mandilah. Kalo tidak aku tidak
akan memberikannya.
Didorong
oleh keinginannya untuk mengetahui apa yang tertulis di dalam shahifah itu dan
digelitik oleh masalah yang menjadikan adik dan suami adiknya memiliki kekuatan
seperti itu, maka dia segera pergi untuk mandi. Sesudah itu dia mengambil
shahifah dan membaca apa yang tertulis disitu, yaitu firman Allah pada surat
Thaha ayat 1-5.
Artinya : “Thaha. Kami tidak menurunkan Al Qur’an ini
kepadamu agar kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang
takut (kepada Allah), yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan
langit yang tinggi. (Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah yang bersemayam di atas 'Arsy.”
Tiba-tiba
dia merasakan suatu kekuatan yang menyusup ke dalam hatinya. Dia merasa takut
terhadap Sang Pencipta bumi dan langit yang tinggi. Semua itu menguasai seluruh
jiwanya. Dia bergumam tentang betapa bagus dan mulianya bacaan ini.
Khabab
bin Al Arst yang saat itu menjadi tamu Fatimah dan suaminya setelah melihat
sikap Umar yang melembut segera berkata,
Wahai
Ibnul Khathab, demi Allah, aku benar-benar berharap semoga Allah mengkhususkan
dirimu dengan dakwah nabi-Nya. Kemarin aku mendengar Muhammad berkata,”Ya Allah
kuatkan Islam dengan Abul Hakam bin Hisyam atau dengan Umar bin Khathab. Demi
Allah wahai umar.”
Umar
bin Khathab segera bangkit lalu beranjak pergi meninggalkan rumah adiknya
menuju rumah Arqam bin Arqam, tempat Rasulullah berdiam saat itu. Umar masuk
rumah sambil menghunuskan pedang, menegakkan kepala dan hidungnya mengeluarkan
dengusan, lalu kedua pundaknya diguncang Rasulullah seraya bertanya,
“Apa
yang membuatmu datang wahai ibnu
Khathab? Demi Allah, aku tidak melihat sikapmu ini akan berhenti sehingga Allah
menurunkan kepadamu suatu bencana.”
Umar
berkata,
“Wahai
Rasulullah, aku datang kepadamu untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta
apa yang datang dari sisi Allah.”
Mendengar
ucapan itu, Rasulullah SAW mengucapkan
takbir, sehingga pemilik rumah dan orang-orang yang ada disitu mengetahui apa yang
terjadi, bahwa Umar bin Khathab telah masuk Islam.
Sumber : Naufal, Abdurrazaq. 1995. Laqad kaana lakum fii Rasulillahi uswatun hasanah. Beirut. Daarusy-Syuruq.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar