Selasa, 24 Februari 2015

Foto Polos Thorax


MAKALAH RADIOGRAFI
THORAX PARU


Dosen Pembimbing
Rosy Setiawati, dr. Sp. Rad

Disusun oleh:
Hanifah Ayu Purwanita                      (011310313003)




DIII Radiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga
Tahun Akademik 2013/2014

Kata Pengantar
Pertama-tama kami ingin memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kami selaku penyusun makalah ini dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Radiografi Thorax Paru” dengan tepat waktu dan lancar.
            Kami juga mengucapkan terimakasih banyak atas bantuan dosen kami dr. Rosy Setiawati yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah.
      Makalah tentang “Radiografi Thorax Paru” yang kami susun ini mungkin memang jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami selaku penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna menyempurnakan makalah ini. Kami juga berharap bahwa apa yang telah kami susun ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam menambah wawasan dan pemahaman yang lebih tentang “Radiografi Thorax Paru”.



Surabaya, 15 Mei 2014



                                                                                                                                    Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Pemeriksaan radiologi thorax merupakan pemeriksaan yang sangat penting. Indikasi pemeriksaan radiologi thorax banyak sekali. Pada umumnya, para penderita yang memerlukan pemeriksaan radiografi thorax dapat dibagi dalam tiga golongan: (a) mereka yang tergolong pemeriksaan massal dada secara rutin; (b) mereka yang menunjukkan gejala-gejala yang mengarah kepada suatu kelainan di dalam thorax; dan (3) mereka yang menunjukkan gejala-gejala konstitusionil umum, atau dengan sesuatu penyakit dalam salah satu bagian lain dari tubuh, yang mungkin disebabkan atau didapati bersamaan dengan sesuatu kelainan dalam thorax. (Sudarmo, 1981:251)
Foto thorax biasanya dilakukan untuk melihat kelainan pada jantung, diafragma, dinding thorax dan paru-paru. Pada pemeriksaan paru tanpa pemeriksaan roentgen saat ini dapat dianggap tidak lengkap. Suatu penyakit paru belum dapat disingkirkan dengan pasti sebelum dilakukan pemeriksan radiologik. Selain itu, berbagai kelainan dini dalam paru juga sudah dapat dilihat dengan jelas pada foto roentgen sebelum timbul gejala-gejala klinis, sehingga pemeriksaan secara rutin pada orang-orang yang tidak mempunyai keluhan apa-apa sudah menjadi prosedur yang lazim dalam pemeriksaan kesehatan masyarakat secara massal. (Rasad, 1998:85)
Fokus yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang pemeriksaan radiologis thorax untuk melihat kondisi paru atau disebut dengan thorax paru. Posisi pemeriksaan radiologi thorax paru ada beberapa macam, yaitu: PA (Postero Anterior), AP (Antero Posterior), lateral dan apical lordotic. Beberapa posisi pemeriksaan tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana anatomi radiografi paru?
2.      Apa definisi pemeriksaan radiologik thorax paru?
3.      Apa indikasi dan kontraindikasi untuk pemeriksaan radiologik thorax paru?
4.      Apa saja posisi foto untuk pemeriksaan radiologik thorax paru?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui anatomi radiografi paru.
2.      Untuk mengetahui definisi pemeriksaan radiologik thorax paru.
3.      Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi untuk pemeriksaan radiologik thorax paru.
4.      Untuk mengetahui posisi foto untuk pemeriksaan radiologik thorax paru.


  

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Radiografi Thorax
            Paru-paru terletak di dalam rongga dada di kedua sisi mediastinum, terpisah dari perut oleh diafragma, paru-paru kanan lebih besar dari kiri karena kecenderungan dari jantung ke sisi kiri. Dalam radiografi thorax normal, beberapa jaringan paru-paru dikaburkan oleh tulang rusuk, klavikula, jantung, diafragma dan perut bagian atas dalam proyeksi postero anterior. Paru-paru kanan terbagi menjadi lobus atas, tengah dan bawah. Sedangkan paru-paru kiri terbagi menjadi lobus atas dan bawah.
            Udara masuk melalui trakea yang kemudian bercabang menjadi bronkus kiri dan kanan. Bronkus utama masuk hilus kemudian terbagi menjadi bronkiolus dan alveolus. Paru-paru terisi udara, jadi tidak muncul pada radiografi thorax normal.
Gb.1 Anatomi Radiografi Paru, PA                      Gb. 2 Anatomi Radiografi Paru, Lateral
Keterangan gambar
a = trakea
b = bronus kiri
c = bronkus kanan
d = fisura horizontalis
e = arteri pulmonalis
f = fisura oblique
g = diafragma
  
2.2 Definisi Foto Polos Thorax Paru
Foto thorax paru merupakan jenis pemeriksaan radiologi untuk melihat kondisi anatomi paru yang akan mengindikasikan kelainan-kelainan pada paru. Thorax terbagi dua oleh mediastinum di tengah-tengah. Di sebelah kiri dan kanan mediastinum terdapat paru-paru yang berisi udara, yang oleh karenanya relatif radiolusen (hitam) bila dibandingkan dengan mediastinum, dinding thoraks dan bagian atas abdomen (putih).
Hal-hal berikut yang menjadi kriteria foto thoraks paru:
1.      Diafragma untuk letak dan bentuknya.
2.      Daerah di bawah diafragma.
3.      Letak daripada trakea dan bayangan-bayangannya.
4.      Hili, untuk bentuk, letak dan besarnya.
5.      Lapangan paru. (Sudarmo, 1981:252)
Foto thorax menggunakan kV yang bervariasi yaitu:
1.    Low  kV 60 – 70 kV
2.    Medium kV 80 – 100 kV
3.    High kV 120 – 150 Kv
Pemilihan kV sesuai dengan proyeksi foto dan ketebalan pasien/objek yang difoto.
2.3 Indikasi dan Kontrindikasi
1.      Indikasi
                        Indikasi pemeriksaan thorax paru adalah hal-hal yang dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ini yaitu, radang bronkus, radang paru, abses paru, emfisema, atelektasis, bronkiektasis, efusi pleura, pneumotoraks, pleuritis, TBC dll.
2.      Kontraindikasi
Sedangkan kontraindikasi pemeriksaan thorax paru adalah hal-hal yang dilarang untuk melakukan pemeriksaan ini yaitu, wanita yang sedang hamil. Karena dikhawatirkan dapat menimbulkan kecacatan atau kelainan tertentu pada janinnya 
  
2.3 Posisi Foto 
   2.3.1 PA
Foto PA dapat dilakukan dengan erect (berdiri) atau duduk. Pada umunya, pemeriksaan thoraks adalah posisi PA erect. Karena pada posisi ini apabila ada cairan dalam paru akan nampak jelas batas-batasnya.
            Tujuan
                        Untuk memperlihatkan organ rongga dada beserta kelainannya.
            Technical Faktor
-       FFD 150 cm
-       Kaset 35cm x 43cm atau sesuai dengan lebar dada pasien.
-       Kolimasi letakkan pada daerah paru-paru yang akan diperiksa. Lakukan ekspose pada akhir inspirasi penuh.
Posisi   Pasien
-       Erect  (berdiri ), bagian anterior tubuh menempel kaset. sisi atas  kaset berada 3 cm diatas  margin kulit  diatas apex  thorax.
-       Dagu pasien  diletakkan ditas  cassette holder dan sedikit ekstensi.
-       Pasien meletakkan bagian belakang tangan di pinggang kanan-kiri.
-       Bahu  dan  lengan  diputar  ke luar & depan  untuk membawa scapula keluar dari cavum thorax.
-       Exposure dilakukan saat pasien  diminta untuk  inspirasi.
·         Posisi Alat
-       Letakkan MSP pada pertengahan kaset.
-       CR diarahkan pada pertengahan kaset dengan ujung atas kaset harus berjarak sekitar 7-8 cm diatas bahu pasien.
            Center Ray
                        Arah sinar Horizontal. Tegak lurus kaset.
            Center Point
Pada T5-T6
Kriteria
-       Tampak gambaran trachea, lungs, arcus aorta dan jantung
-       Scapula tidak menutupi gambaran paru-paru
-       Kedua costal margin dan sinus costoprenikus tidak terpotong
-       Kedua paru simetris dilihat dari jarak costal margin ke columna vertebra dan jarak acromioclavicular joint simetris
-       Tampak juga gambaran thoracal I-VII sebagai indikasi kV yang cukup.
    Gb. 3 Posisi Foto Thorax PA                          Gb. 4 Foto Thorax PA

2.3.2  AP (Antero Posterior)
Proyeksi ini digunakan sebagai alternatif untuk posisi PA. Yaitu apabila pasien mengalami kelainan tertentu seperti sesak nafas, apabila dilakukan foto PA akan memperburuk keadaan pasien. Teknik radiografi posisi AP sama dengan PA, yang membedakan adalah arah sinarnya datang dari anterior tubuh pasien. Bagiam posterior tubuh pasien menempel kaset. Dapat dilakukan dengan erect, supine atau semi erect.
                               
              Gb. 5 Posisi Foto Thorax AP                   Gb. 6 Foto Thorax AP

 2.3.3 Lateral
Yang sering dilakukan adalah lateral kiri, kecuali jika Bila dicurigai patologi di paru kanan, ambil foto lateral kanan. Penggunaan kV lebih besar daripada posisi PA dan AP karena objek lebih tebal.
Tujuan
Untuk memperlihatkan organ rongga dada dan kelainannya dari lateral.
Technical Factor
-       FFD = 150cm
-       Kaset = 35cm x 43cm atau sesuai dengan ukuran dada pasien
-          Kolimasi letakkan pada daerah paru-paru yang akan diperiksa. Lakukan ekspose pada akhir inspirasi penuh.
Posisi Pasien
-       Berdiri menyamping bucky stand
-    Posisikan dada menempel kaset di salah satu sisi. Kedua lengan fleksi dan diletakkan di atas kepala, usahalan true lateral.
Center Ray
            Arah sinar Horizontal. Tegak lurus kaset.
Center Point
Pada T5-T6
 Kriteria
            Tampak gambaran paru dari sisi lateral, bagian apex paru superposisi dengan bahu.
 
Gb. 7 Posisi Foto Thorax Lateral           Gb. 8 Foto Thorax Lateral

   2.3.4  Apical Lordotic
Foto ini dilakukan untuk melihat apex paru. Karena apabila dilakukan foto PA, AP atau lateral bagian apex paru tertutup clavicula.
Tujuan
Proyeksi ini intinya untuk memperlihatkan masses di bawah klavikula.
Technical Factors
-            FFD = 150 cm.
-             Ukuran kaset = 35x35 cm atau sesuai ukuran dada pasien.
-            Kolimasi letakkan pada daerah paru-paru yang akan diperiksa. Lakukan ekspos pada akhir inspirasi penuh.
·         Posisi Pasien
-          Pasien berdiri dengan jarak kurang lebih 1 kaki dari kaset, dan menyondongkan badan ke belakang dengan bahu, leher dan bagian belakang kepala bersentuhan dengan kaset.
-          Kedua tangan pasien diletakkan diatas pinggang, kedua telapak tangan menghadap keluar dan bahu ditekuk ke depan.
·         Posisi Alat
-        Letakkan MSP pada pertengahan kaset.
-       CR diarahkan pada pertengahan kaset dengan ujung atas kaset harus berjarak sekitar 7-8 cm diatas bahu pasien.
·         Center Ray
                        CR diangulasikan 10˚ -  20˚ ke arah kranial.
           Center Point
            Pada T5-T6
·         Kriteria
                        Tampak gambaran dari apex sampai sinus prenico-costalis kanan-kiri, lapangan paru tampak. Kedua scapula tidak menutup lapangan paru, tampak diafragma dan jantung.

             
Gb. 9 Posisi Foto Apical Lordotic                  Gb. 10 Foto Apical Lordotic




BAB III
KESIMPULAN

Sebagian besar paru terdisi udara sehingga pada gambar radiografi tampak radiolusen (hitam). Foto thorax paru digunakan untuk melihat kelainan-kelainan pada paru. Seperti, efusi pleura, pneumothorax, TBC dll. Ada beberapa macam teknik yang digunakan yaitu: posisi PA, AP, lateral dan apical lordotic. Kaset yang digunakan umumnya ukuran 35cm x 43cm atau sesuai dengan lebar dada pasien.eksposi dilakukan pada saat akhir insirasi penuh, dengan tujuan agar diafragma turun sehingga tidak menutup batas bawah paru. 


DAFTAR PUSTAKA
Purwohudoyo, Sudarmo, dr. 1981. Diagnostic Rontgen. Jakarta. Erlangga
Rasad, Sahriar dkk. 1998. Radiologi Diagnostik. Jakarta. Gaya Baru
Whitley, A. S. 2005. Clark’s Positioning. London. Arnold Publisher